Selasa, 14 Desember 2010

Pertanyaan dan Tuhan...

entah apa sebenarnya yang ingin saya tulis. mungkin sekedar ungkapan hati yang resah dan penuh pertanyaan yang tak terjawab..

sesuatu yang seharusnya mudah, sering dipersulit dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin hanya Tuhan saja yang tau. mungkin itulah saya..

agar terlihat pintar, lalu bertanya "matahari itu kan bintang, apakah bintang yang kita lihat dari bumi itu adalah matahari untuk sistem tata surya lain? sumber kehidupan bagi bumi yang lain??" lalu berakhir dengan sebuah kalimat "itu pertanyaan yang ga perlu lo tanyain juga, such a moron". lagi pula, di Al-Qur'an juga tertulis bahwa ada makhluk hidup lain di luar bumi, berarti bisa jadi itu benar. tapi tetap hanya Tuhan yang tau dengan jelas kebenarannya.

kadang hati berkata "jalanin aje yang uda jelas dan bisa lo jalanin, ga usah melemparkan pertanyaan yang menjurus kepada rahasia Tuhan" tapi di lain sisi, pikiran sering menghancurkan kata hati dan malam yang seharusnya adalah waktu untuk beristirahat, tersita dengan pertanyaan yang tak terjawab hingga akhirnya menyerah dengan sebuah kalimat "mungkin memang hanya Tuhan yang tau"

ada saatnya timbul sebuah keinginan untuk bertanya kepada Tuhan "kenapa harus ada rahasia diantara kita?" (kesannya kayak lagu pop jaman dulu...). tapi hanya akan jadi sebuah keinginan, seorang manusia bodoh yang berpikir terlalu jauh dan tak sadar sesuatu yang lebih dekat dan lebih berharga yang jelas berada di dekatnya. tapi kalau saja tidak ada rahasia, mungkin hidup tidak akan menyenangkan seperti sekarang ini?. satu lagi pertanyaan yang hanya Tuhan saja yang tau.

apakah pertanyaan-pertanyaan ini datang dengan sendirinya?? atau ada sesuatu yang mengundangnya datang??

dan semua ini sudah melampaui batas kemampuan, terlalu berat untuk dipikirkan dan jika saya ajukan pada seseorang mungkin dia akan berkata "ngapain lo pikirin?? kayak ga ada yang laen aje yang bisa dipikirin"

dan saya menulis ini bersama sejuta pertanyaan yang sulit dicari jawabnya...



satu pertanyaan terakhir.........

apakah saya terlihat bodoh karena telah menulis ini??

Minggu, 26 September 2010

Minggu terakhir di bulan september

Minggu terakhir di bulan september tak seperti minggu yang sama di tahun lalu, tidak juga di tahun sebelumnya. Karena memang tidak ada tahun yang sama, di bulan yang sama, pada minggu yang sama. bahkan detik tidak sama setiap harinya.

Bagi orang kebanyakan, mungkin minggu menjadi waktu yang tepat menghabiskan waktu berkumpul bersama keluarga di rumah atau pergi berkunjung ke rumah saudara, atau ke suatu tempat untuk mengusir penat setelah enam hari bekerja, atau apapun. Terserah mereka.

Sama saja, minggu ini pun aku juga begitu. Menghabiskan waktu di rumah, bedanya aku menghabiskan waktu hampir setiap hari di rumah, hanya semalam saja meluangkan waktu sejenak bercanda dengan malam bersama teman-teman semasa SMA yang entah mengapa baru benar-benar ku rasa indahnya setelah menamatkan tiga tahun di sana.

Tengah hari baru tersadar dari gelapnya tidur malam, walaupun tak bisa di sebut malam karena adzan subuh sudah berkumandang. “Tapi masih gelap, berarti masih malam” ku pikir. Membuka mata untuk hari yang baru, karena hari yang lama sudah berlalu.

Menenggak segelas air putih, lalu duduk di depan monitor komputer, membuka proyek musik yang sedang ku kerjakan. karya cipta ku sendiri, aku menulis liriknya, merancang bunyi dan skema yang tepat untuk syair lagunya. Aku ingin menjadi seorang pemusik, dengan mencoba keluar dari kurungan telinga-telinga orang jaman sekarang yang berkata “tema cinta akan membuatmu kaya”.

 “tema cinta pasti ada dalam setiap penciptaan sebuah karya, tapi cinta yang seperti apa” kata bapakku. “cinta itu luas, tidak melulu pria kepada wanita atau sebaliknya” katanya lagi. “cinta kepada orang tua, kepada alam, dan kepada Sang Maha pemberi cinta”. Dia adalah salah satu orang yang paling ku percaya dalam menilai sebuah karya. Mungkin karena dia bapakku. Tapi sepertinya memang yang dia katakan banyak benarnya. Mungkin kalau dia bukan bapakku, aku tetap akan percaya apa yang dia katakan benar adanya. Mungkin, siapa yang tau. Hanya Tuhan saja.

Setelah yakin tak ada yang bisa kulakukan dengan lagu ini, aku beranjak mandi. Membiarkan air mengalir melalui sela-sela tubuh yang dekil karena keringat dan debu jalanan hari kemarin.

Kembali lagi, duduk di depan monitor dengan semangat baru. Tapi tidak dengan musik. Kali ini aku ingin menulis cerita. Sebuah cerita tentang hari ini. Sekedar cerita kecil untuk mengingatkan aku bahwa hari ini pernah terjadi. Tak perlu bercerita tentang sesuatu yang besar. Karena Sutardji Calzoum Bachri hanya mau menulis yang kecil-kecil agar tak kebesaran pada dunia. Penyair besar menulis yang kecil-kecil, untuk apa aku menulis yang besar-besar. Sekedar mengingatkan diri sendiri.

Dan tulisan ini tercipta hari ini, minggu terakhir di bulan september.

Jumat, 24 September 2010

rindu masa SMA

sampai kita pada suatu masa, dimana saatnya kita berpisah...
tiga tahun yang tak terasa sudah sampai pada puncaknya...
rindu saat-saat kita tertawakan hal yang sama, mencoba mewarnai masa remaja yang indah...

kayaknya bener kata orang-orang di luar sana "masa SMA adalah masa yang paling indah".
saat dimana matahari bersinar lebih terang dari biasanya... entah hanya saya yang merasa, atau memang begitu adanya... hahahahaha,,

fase dimana perubahan emosi tak bisa di duga,, sedikit cerita cinta yang juga menjadi warna...
merasa bahwa inilah hidup sesungguhnya...
merubah pandangan terhadap sebuah makna cita-cita yang dulu seakan begitu sederhana...

penilaian orang lain kadang lebih penting dari pada menjadi diri sendiri... berdiri di depan cermin begitu lama  supaya bisa menjadi 'point of interest'(biasanya perempuan), dari 'lensa' kamera-kamera yang mencari objek indah penampilan fisik(ini laki-lakinya)... walaupun banyak juga yang merasa lebih baik apa adanya...

cerita tentang pacar pertama, pacar baru, dan perasaan suka terhadap lawan jenis, menjadi topik utama yang harus di ceritakan kepada teman. layaknya berita penting yang di lampirkan di halaman depan sebuah surat kabar... tanpa cerita cinta, mungkin masa SMA tak seindah adanya...

namun tak sedikit juga yang merasa bahwa masa SMA hanya sekedar bagian dari kehidupan yang memang harus dilewati dalam perjalanan mengarungi waktu... tak ada yang spesial, hanya masuk kelas, belajar, lalu kembali ke rumah...

semua tergantung cara kita menjalani dan menyikapi apa yang terjadi kala itu...

secara pribadi, aku rindu masa itu... ingin rasanya bisa kembali, berkumpul bersama para pasukan putih abu-abu yang menghabiskan waktu mencari jati diri...

kini, mereka telah banyak berubah... semakin dewasa memandang masa depan yang indah... semakin terlihat jelas kerutan perjuangan dan tetesan keringat yang membasahi perjalanan mereka meraih impian...

kini aku hanya berharap mereka berhasil nantinya... dan aku berharap akan menjadi orang yang percaya, bahwa persahabatan memang indah adanya...