Selasa, 10 Mei 2011

sebuah refleksi

"aku ingin menjadi bintang film" kata seorang teman padaku, satu jam setelah dia bilang ingin jadi penyanyi. dan satu minggu setelah dia bilang ingin jadi presenter. dan beberapa hari kemudian dia bilang ingin jadi penyiar radio.

sepertinya dia tidak mengatakan keinginannya ini hanya kepadaku, mungkin dia juga katakan kepada orang tuanya, kepada temannya, kepada saudara-saudaranya. dan entah kepada siapa lagi.

tapi entah kenapa, dia tidak cerita tentang satu saja keberhasilan yang dia raih dari keinginannya. mungkin belum, karena mungkin dia masih berusaha. walau sudah setengah tahun dan untuk ukuran "belum", setengah tahun sudah cukup lama. tapi ya sudahlah, semoga nanti dia berhasil.

satu hal yang membuatku tidak nyaman dari ceritanya adalah, dia membuatku seakan sedang bercermin. aku membayangkan dia adalah aku di dunia lain, di dunianya.

sebuah refleksi


menurutku, dia memang punya bakat dalam bidang entertainment. dia bisa mencairkan suasana, dia pandai memetik gitar, dan dengan kelakuannya yang aneh dia selalu jadi pilihan utama jika aku dan teman-teman ingin tertawa. tapi dia punya satu hal yang - kata bapakku - aku juga punya, takut mencoba.

mungkin dia mengharapkan keajaiban. sesorang produser ternama datang kepadanya lalu menawarkannya untuk menjadi pembawa acara di sebuah stasiun televisi, tanpa harus mengikuti casting atau mempertontonkan kebolehannya. tidak mungkin kita dipanggil untuk bekerja jika kita belum melamar pekerjaan.


aku teringat cerita ayahku tentang orang yang sudah mampu tapi belum menunaikan ibadah haji. bapakku bertanya pada si orang mampu "kenapa anda belum menunaikan ibadah haji?". lalu si orang mampu itu menjawab "belum dapat panggilan". alasan klise dari hampir semua orang mampu yang mungkin menolak untuk menunaikan ibadah haji. lalu bapakku berkata "bagaimana bisa dipanggil jika belum melamar?".

sekedar intermezzo.



aku pernah membaca sebuah quote dari Albert Einstein "if A is succes in life, then A = X + Y + Z
X = work, Y = play, Z = keeping your mouth shut". aku menuliskannya dengan caraku sendiri supaya lebih mudah dipahami kupikir.

Z adalah satu-satunya hal yang tidak aku lakukan, dan mungkin sudah dibuktikan oleh orang-orang sukses disana. dan aku harus mulai belajar untuk menutup mulutku dari "sampah-sampah" keinginan yang dibuang di sembarang tempat. dan aku harus mulai secepatnya.


biarlah hanya aku, hatiku dan Tuhan yang tau apa yang aku ingin lakukan, apa yang ingin aku dapatkan dan apa yang ingin aku berikan. cukup lah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar